Fly to Hong Kong and China with My Final Project - Part II
Tatse Hao! Hallo Semuanya!
Postingan ini udah kelamaan mangkrak di draft. Maaf hehe.
Postingan ini adalah lanjutan tulisan gue sebelumnya di postingan
"Fly to Hong Kong and China with My Final Project - Part I".
Okay, jadi buat kalian yang pengen tau keseruan gue selama ikut FCS 2018 mulai dari yang menyentuh, mengesankan, memalukan, sampai gatau lagi nyebutnya apa haha keep on reading! Enjoy :)
Thu, August 2nd, 2018 - DAY 0 : Get Lost in Hong Kong Prior Program
Okay, setelah drama bandara yang bisa kalian baca di postingan Part I, akhirnya gue ketemu mereka berdua. Kak Nanda dan Pipit yang keduanya gue sebut aja horang Bandung yaa. Selama program kebiasaan ngobrol pake Basa Sunda. Haha yah didukung gue dulu lama di Bogor 12 tahun, pipit yang emang orang Sunda, dan Kak Nanda yang alumni ITB.
Kita bertiga sama-sama stay di dorm nya HKU. Terus pengen lah keliling cari kuliner sosoan naik minibus. Tapi sialnya, gue kan ga punya Octopus Card ya (semacem e-money gitu lah). Soalnya, ya di HK cuma 2 hari buat apa gitu. Gue kudu balik ke MTR Station buat ambil depositnya lagi tuh ribet. Di sisi lain, gue ga punya banyak duit koin karena baru kepake buat belanja di sevel doang beli minum. Jadilah, mereka patungan dong biar gue bisa ikutan strolling around the city. Baiknyaaa, kusayang kalian :') Gue lupa fare minibus yang lebih mirip angkot tapi jalannya kayak Tayo itu berapa. Berubah-ubah tergantung jam nya. Sekitar 6HKD apa ya pas itu. Bermodal Google Maps terus akhirnya kita cuma beli middle-eastern food, karena pasti Halal, makan di pinggir Port sambil ghibah, terus balik ke dorm. Tapi error-nya tuh kita bingung mau nyegat angkotnya di mana. Akhirnya kita lari-larian kayak tiga anak ayam hilang untuk ngejar angkot itu yang ternyata kudu naik di tempat semacem mini terminal gitu. Lumayan, olahraga gratis. Tapi asli, Hong Kong Night City View by the bay indah banget. Sayang kamera hp gue gak memadai buat mengabadikan karena terlalu jauh dan pas malem hari.
Kita bertiga sama-sama stay di dorm nya HKU. Terus pengen lah keliling cari kuliner sosoan naik minibus. Tapi sialnya, gue kan ga punya Octopus Card ya (semacem e-money gitu lah). Soalnya, ya di HK cuma 2 hari buat apa gitu. Gue kudu balik ke MTR Station buat ambil depositnya lagi tuh ribet. Di sisi lain, gue ga punya banyak duit koin karena baru kepake buat belanja di sevel doang beli minum. Jadilah, mereka patungan dong biar gue bisa ikutan strolling around the city. Baiknyaaa, kusayang kalian :') Gue lupa fare minibus yang lebih mirip angkot tapi jalannya kayak Tayo itu berapa. Berubah-ubah tergantung jam nya. Sekitar 6HKD apa ya pas itu. Bermodal Google Maps terus akhirnya kita cuma beli middle-eastern food, karena pasti Halal, makan di pinggir Port sambil ghibah, terus balik ke dorm. Tapi error-nya tuh kita bingung mau nyegat angkotnya di mana. Akhirnya kita lari-larian kayak tiga anak ayam hilang untuk ngejar angkot itu yang ternyata kudu naik di tempat semacem mini terminal gitu. Lumayan, olahraga gratis. Tapi asli, Hong Kong Night City View by the bay indah banget. Sayang kamera hp gue gak memadai buat mengabadikan karena terlalu jauh dan pas malem hari.
Fri, August 3rd, 2018 - DAY 1 : Opening Ceremony, Panel Session I, WorkShop Session 1, High-Table Dinner
Mari kita mulai acara yang sesungguhnya. Hari pertama ini bikin eager banget sih buat bangun pagi-pagi ketemu delegates dan banyak speaker keren. Gue gak pernah merasa se-meriah itu disambut ketika ikut conference/competition di luar negeri. Sampe 2 kali gitu loh dalam sehari. Di awal waktu Opening Ceremony dan terakhir penyambutan di St. John's College - Hong Kong University.
Panel Session itu semacem mini-class di mana kita dibagi ke dalam 5 kelas dan randomly ditaro di panel class yang mana. Gue ada di Panel 1 yang di situ gue banyak dapet ilmu tentang city design dan city development. Ada beberapa speaker yang berprofesi sebagai arsitek di Singapore dan DPRK. Nah, the gentleman posing in my next photo is Sir Nicholas Brooke. Beliau adalah seorang Urban Analyst di Urban Lab Hong Kong. Pagi-pagi kita dikasih menu sarapan "kuliah" nya beliau tentang MegaCity. Pasti di bayangan kalian, MegaCity itu kayak kota super modern dan futuristik gitu, ya? Even gue yang anak arsi waktu itu juga masih abu-abu banget sama konsep MegaCity yang ditawarkan city designers masa kini. Waktu ada Q&A Session, vgue manfaatkan kesempatan itu untuk bertanya.
Berkaca dari wajah kota "modern" saat ini semua terlihat serba convenient dengan segala kecanggihan teknologinya. Apakah memang image kota seperti itu yang disebut MegaCity atau "the ideal city"? Padahal, setiap kota kan punya ciri khas nya masing-masing. Lalu seberapa penting sih identitas suatu kota itu harus dipertahankan?
Berkaca dari wajah kota "modern" saat ini semua terlihat serba convenient dengan segala kecanggihan teknologinya. Apakah memang image kota seperti itu yang disebut MegaCity atau "the ideal city"? Padahal, setiap kota kan punya ciri khas nya masing-masing. Lalu seberapa penting sih identitas suatu kota itu harus dipertahankan?
Eventually, I will remember his answer for the rest of my life. He said:
Bintang, please always remember and value the history of your city. Cause that's what makes a megacity even greater. Please refer to our websites. If you're stuck with the info you need, please contact me. Here's the card. Good luck for your future!My Hogwarts School in Hong Kong - St. John's College, HKU High-Table Dinner
Judulnya mah "High Table Dinner". Biar kayak orang2 yang highly educated-well mannered gitu kan. Tapi kalo udah kumpul WNI mah error lagi manner nya. Segala kosakata tidak senonoh keluar kan orang yang laen pada ngerti juga kan hehehe.
By the way, berasa wisudaan Hogwarts Hong Kong version tapi rompi nya ijo bukan item haha. Jadi sebenernya High-Table Dinner itu memang budaya di dunia pendidikan Hong Kong. Setiap mereka menerima pelajar baru baik asing maupun lokal, akan disambut secara formal dengan ceremony ini.
Sat, August 4th, 2018 - DAY 2 : City Design Jam Brief, Panel Session II, Workshop Session II, Heading to Guangzhou, China
Workshop nya Mr. Zhao (Harvard Graduate School of Design- Master of Architecture in Urban Planning) tentang "Learning and Cross-Sectoral Thinking Model in City Expansion". Membuka wawasan banget sih tentang "Smart Cities" itu apa. Mengutip perkataan beliau "A Smart City had to had good environment and technology. Not just attractive, but have a good physical public space for people interactions."
Sun, August 5th, 2018 - DAY 3 : City Design Jam Activities at Guangzhou
Tidak seperti judul acaranya, DAY 3 adalah hari terberat sepanjang acara ini berlangsung. Sebelumnya kita bisa cuma melakukan diskusi informal bareng grup, exchange data via email or even WeChat App (satu2 nya app yang ga pake ngadat di Cina). Kita boleh bekerja di mana aja. Mau di hotel atau cari nearby cafe yang cozy buat nongkrong. Deadline awal submission adalah besok sore (6/8) tapi kemudian karena di mana di Cina internet nya rada ngajak berantem akibat VPN code requirement jadi semua peserta mengajukan keringanan ke panitia. Akhirnya deadline diundur lusa pagi (7/8) 8.00 sharp!
Kegiatan ini benar-benar menggambarkan ups and downs FGD (Forum Group Discussion) dengan teman-teman berbeda background study, kewarganegaraan, etc. Secara ga langsung ini mengasah softskill leadership gue juga. Bayangin aja banyak kepala, semua mau jalan pake ide nya masing2. Akhirnya gue alternate dengan bantu bikin jobdesk yang jelas per individu dan gue sebagai editor keseluruhan hasil merged work group gue. Tiap individu tetap punya kebebasan menuangkan ide di tiap part individual works yang sudah disepakati dalam grup sebelumnya.
Kegiatan ini benar-benar menggambarkan ups and downs FGD (Forum Group Discussion) dengan teman-teman berbeda background study, kewarganegaraan, etc. Secara ga langsung ini mengasah softskill leadership gue juga. Bayangin aja banyak kepala, semua mau jalan pake ide nya masing2. Akhirnya gue alternate dengan bantu bikin jobdesk yang jelas per individu dan gue sebagai editor keseluruhan hasil merged work group gue. Tiap individu tetap punya kebebasan menuangkan ide di tiap part individual works yang sudah disepakati dalam grup sebelumnya.
Mon, August 6th, 2018 - DAY 4 : Guangzhou City Tour, Heading to Foshan, China
Kegiatan hari ini refreshing to the fulleeeeessst!! Walaupun belom lega karena abis jalan-jalan bakal tetep ada Submission Deadline besoknya. Tapi refreshing bentar gak ada salahnya kan, ya? Kita diajak main ke kampung halamannya Uncle Bruce Lee di Yong Qing Fang.
Semacam Kampung Wisata gitu kali ya kalau di Indonesia. Kebanyakan isinya ya museum dan toko-toko souvenirs atau cafe gitu sih. Tapi arsitektur Cina nya kental banget di sini. Gue seneng banget karena pulang dari sini bisa punya banyak foto lucu-lucu dan oleh-oleh. Salah satunya adalah Kanji Cina yang gue pegang di foto pertama. Jadi ada kakek-kakek gitu di depan Tea House yang demo in Chinese Calligraphy (i can say?), dan kita pengunjung bebas mau request ditulisin apa. Gue minta "Fu" yang artinya keberuntungan.
Tue, August 7th, 2018 - DAY 5 : Special Emerging Economic Dialog (SEED), Foshan City Tour, Heading back to Guangzhou, Cokctail Reception and Ceremony of Establishment of Future City Network
Setelah berhasil submit deadline tepat waktu which was a HUGE relief - gue lanjut ikut acara ke Foshan. Untuk SEED sendiri sebenernya agak kurang relevan sama kebidangan gue di arsitektur but still good. Di situ ada semacam interactive talkshow yang bahas tentang Startups. Memang inti acara ini bukan cuma city design tapi juga startups. Bisa gue bilang, acara ini summary bagi generasi millenials to Z masa kini.
Well, in the end gue berfikir kalau kita mau punya penghasilan yang sustainable memang gak bisa ngandelin cuma jadi karyawan aja kan. Harus punya usaha sendiri. Di mana kita sebagai founder punya kontrol penuh atas visi misi dan operasional usaha yang kita bangun. Banyak developing countries yang anak-anak muda nya gencar banget bikin startups. Bahkan seorang teman dari Palestina yang satu grup sama gue ga nyangka aja selow2 gitu startups nya ada dua (just wow!). Terlebih dia cewek pula. (okay, another wow).
Cuma nih, walaupun banyak banget pelajaran keren yang bisa gue dapet hari ini, gue tetep ga luput dari musibah yang menghantarkan gue kehilangan 200 yuan for a taxi ride. Keseeeeel pake bangeeeeet! Gue pake acara ketinggalan bis karena gue harus setrika darurat rok dan kebaya gue pake hairdryer hotel. Cultural Night ini memang acara opsional. Tapi masa gue melewatkan networking session macem gini? Terlebih semua peserta bakal pake traditional/national clothes dari negara mereka masing-masing.
Entah apa yang gue pikirin saat itu. Kenapa gue nekat banget tetep berangkat sendiri di kota yang gue ga hapal jalannya, bahkan ga bisa bahasanya sama sekali. Here we go, Bintang the Explorer! Padahal udah lebih dari 3 taksi yang gamau nge pick gue. Gatau alasannya apa. Awalnya gue kira karena gatau alamatnya. Tapi, ternyata MACET TOTAL! Sebelum naik, gue ditawarin biaya 50 yuan sekali jalan. Gue iyain aja dah. Mulai macet, di minta 100 yuan. Gue kira udah, eh macet total dia minta 100 yuan lagi. Gue dah belibet pake kalkulator hp pas itu. Gue tawar 70 gamau. 80 gamau juga. Akhirnya, pas gue liat tempatnya ga jauh lagi, sekitar 50 meter an (lumayan sih di tengah gerimis dengan baju kebaya, ya). Gue bayar 100 yuan dan pergi. Daripada gue ga selamet. Berasa di peras abis sama supir taksi Guangzhou. Untungnya acaranya lumayan seru dan makanannya enak-enak.
Setelah berhasil submit deadline tepat waktu which was a HUGE relief - gue lanjut ikut acara ke Foshan. Untuk SEED sendiri sebenernya agak kurang relevan sama kebidangan gue di arsitektur but still good. Di situ ada semacam interactive talkshow yang bahas tentang Startups. Memang inti acara ini bukan cuma city design tapi juga startups. Bisa gue bilang, acara ini summary bagi generasi millenials to Z masa kini.
Well, in the end gue berfikir kalau kita mau punya penghasilan yang sustainable memang gak bisa ngandelin cuma jadi karyawan aja kan. Harus punya usaha sendiri. Di mana kita sebagai founder punya kontrol penuh atas visi misi dan operasional usaha yang kita bangun. Banyak developing countries yang anak-anak muda nya gencar banget bikin startups. Bahkan seorang teman dari Palestina yang satu grup sama gue ga nyangka aja selow2 gitu startups nya ada dua (just wow!). Terlebih dia cewek pula. (okay, another wow).
Cuma nih, walaupun banyak banget pelajaran keren yang bisa gue dapet hari ini, gue tetep ga luput dari musibah yang menghantarkan gue kehilangan 200 yuan for a taxi ride. Keseeeeel pake bangeeeeet! Gue pake acara ketinggalan bis karena gue harus setrika darurat rok dan kebaya gue pake hairdryer hotel. Cultural Night ini memang acara opsional. Tapi masa gue melewatkan networking session macem gini? Terlebih semua peserta bakal pake traditional/national clothes dari negara mereka masing-masing.
Entah apa yang gue pikirin saat itu. Kenapa gue nekat banget tetep berangkat sendiri di kota yang gue ga hapal jalannya, bahkan ga bisa bahasanya sama sekali. Here we go, Bintang the Explorer! Padahal udah lebih dari 3 taksi yang gamau nge pick gue. Gatau alasannya apa. Awalnya gue kira karena gatau alamatnya. Tapi, ternyata MACET TOTAL! Sebelum naik, gue ditawarin biaya 50 yuan sekali jalan. Gue iyain aja dah. Mulai macet, di minta 100 yuan. Gue kira udah, eh macet total dia minta 100 yuan lagi. Gue dah belibet pake kalkulator hp pas itu. Gue tawar 70 gamau. 80 gamau juga. Akhirnya, pas gue liat tempatnya ga jauh lagi, sekitar 50 meter an (lumayan sih di tengah gerimis dengan baju kebaya, ya). Gue bayar 100 yuan dan pergi. Daripada gue ga selamet. Berasa di peras abis sama supir taksi Guangzhou. Untungnya acaranya lumayan seru dan makanannya enak-enak.
Wed, August 8th, 2018 - DAY 6 : City Design Jam Roadshow (Pitching Deck and Awarding Session), Closing Ceremony and Farewell Party
"Today is the Day! Break a leg, Bintang!" - gue mulai hari ini dengan seluruh energi positif yang gue punya. Habis nyaris gak tidur dua hari menjelang Pitching Deck, akhirnya bisa presentasi. Gue bagian jaga booth yang sebenernya lebih "nyeremin" karena terserah judges mau nanya apa aja dan berapa lama. Kalau pas presentasi, mereka punya keterbatasan waktu. Peraturannya ketat banget. Time is everything. Nilai bisa dikurangin kalau kita "korupsi waktu". Time allowance untuk Pitching Deck per group hanya 3 menit. Okay, akhirnya kita pasrahin ke Mark, temen gue dari Filipina karena dia bisa presentasi dengan efisien dan jelas.
Alhamdulillah, after a long day, Group 3 Won:
1. Judge's Choice Award
2. 3rd Winner of Metro-Hackathon City Design Jam - Future City Summit 2018
Alhamdulillah, after a long day, Group 3 Won:
1. Judge's Choice Award
2. 3rd Winner of Metro-Hackathon City Design Jam - Future City Summit 2018
-------------------------------------------Exploring Guangzhou Before Departure---------------------------
Thanks to temen-temen AISEC nya Pipit yang udah bawa kita muter-muter mulai dari di IKEA sampe grocery shopping buat oleh-oleh hehehehe. Asli saking capeknya, gue sama Pipit sampe ketiduran di kasurnya IKEA. Literally fallen asleep for an hour lol!
Baik banget ya IKEA Guangzhou. Kita ga diusir sama sekali loh. Bahkan disuruh pindah aja enggak. Gue suka ga suka sama store concept IKEA. Ga suka nya karena bikin pegel. Sekali masuk udah kayak kejebak dalam labirin. All you need to do is keep going till you reach the exit. Jalannya one way, jadi lo ga boleh putar balik ke entrance lagi. Minta tolong ya, ini lebih bikin pegel dibanding ngantri mau naik wahana di Dufan. Apalagi dengan kondisi habis digeber berhari-hari dengan tight schedule and stressful works. Tapi gue tetep suka IKEA karena barangnya lucu-lucu dan harganya cukup terjangkau. Terus lo boleh bobo di kasurnya yang super empuk, gratis hehehe.
No comments:
Holla! Thanks for reading my post. Silakan tinggalkan komentar atau pertanyaan terkait konten. Komen spam, annonymous, maupun berisi link hidup akan dihapus. Centang "Notify Me" agar kalian tahu kalau komennya sudah dibalas, yaa!