Lagi Mau Coba Skincare Baru? Ini 5 Hal yang Harus Dihindari Agar Kulit Tetap Aman | Bintang Mahayana
Holla!
Di postingan kali ini, gue bakal sharing tentang hal yang lumayan sering ditanyain di beauty forum. Banyak teman-teman terutama Skincare Newbies yang bingung. Cara ganti skincare baru yang benar bagaimana, yaa? Langsung ganti saja atau tunggu dulu? Ada nggak, sih cara paling aman berganti produk skincare? Tenang aja, semuanya bakal dibahas kok di postingan kali ini.
Keep on reading!
1. Beli karena ikutan hype produk yang sedang viral saja.
Seiring dengan perkembangan beauty industry yang kian pesat, tentunya kita dihadapkan dengan semakin banyak pilihan produk skincare over the counter. Buat teman-teman beauty enthusiast veteran nih, pasti kebayang dong, dulu sesusah apa kita mau cari produk skincare yang sesuai. Terutama produk lokal yang belum banyak pilihannya pada waktu itu. Sekarang, kita semakin dimudahkan karena bahkan kita bisa beli produk yang disesuaikan ingredient nya dengan kebutuhan. Bahkan beberapa bisa jadi personalized skincare.
Tetapi sayangnya, seringkali kita malah jadi impulsive buying. Beli hanya karena kata si A ini bagus. Si B pake ini jadi glowing. Info dari si C ini cepat banget sold out. Jadinya, secara nggak sadar kita malah mengalami yang namanya Fear of Missing Out alias FOMO. Nggak ingin ketinggalan hype padahal kulit kita sebenarnya sedang tidak butuh produk tersebut.
2. Langsung ganti produk sekaligus satu rangkaian dalam waktu bersamaan.
Hal ini lumayan sering ditanyakan terutama oleh teman-teman yang sedang dalam masa transisi dari krim perawatan dokter ke skincare OTC. Sebaiknya, lakukan secara bertahap. Misalnya kalian pakai krim nya setiap pagi dan malam, coba dikurangi frekuensinya menjadi 3x seminggu sambil mencari produk-produk pengganti yang dirasa cocok di kulit teman-teman. Lakukan secara bertahap supaya kulitnya nggak "kaget".
Mulailah dengan mencari produk basic skincare seperti: cleansers, hydrating toner, moisturizer, dan sunscreen. Coba gunakan produk baru 1 jenis saja selama 1-2 minggu. Agar kita bisa analisis perubahannya. Apakah kondisi kulit kita membaik atau malah justru makin parah? Tentunya, hal ini akan sulit dilakukan jika kita langsung mengganti satu rangkaian skincare routine kita secara sekaligus dengan produk-produk yang baru, bukan?
3. Tidak melakukan test patch untuk jenis produk tertentu.
Lalu, kalau case nya berganti dari skincare OTC ke skincare OTC yang lain bagaimana? Khusus untuk produk-produk yang memiliki potent rate tinggi seperti serum, sebaiknya lakukan test patch. Serum biasanya mengandung banyak bahan aktif seperti acids, niacinamide, vitamin C, retinol, dan lain sebagainya. Dengan melakukan test patch, kita dapat mendeteksi kemungkinan terjadinya reaksi alergi atau iritasi pada kulit sebelum kita menggunakannya di area wajah.
Cara melakukan test patch adalah dengan mengoleskan produk skincare tersebut di area leher dan atau di belakang telinga. Diamkan selama semalam. Namun, jika dalam beberapa jam sudah timbul reaksi seperti kulit terasa panas, gatal, merah, mengelupas, bahkan terjadi inflamasi, segera bilas dengan air bersih dan sabun wajah. Hentikan penggunaan produk tersebut dan gunakan basic skincare yang tepat untuk meredakannya.
Tidak semua skincare perlu kita lakukan test patch. Misalnya facial wash. Ya langsung saja gunakan di wajah seperti biasa. Tetapi tetap perhatikan poin nomor 2 tadi, yaa. Agar kita tahu kalau saja terjadi iritasi, kita bisa tracing penyebabnya dengan lebih mudah. Namun, karena konsentrasi bahan aktif di facial wash relatif rendah, biasanya efek samping penggunaannya tidak terlihat secepat serum. Kecuali, apabila kulitnya cukup reaktif.
4. Tidak mencari tahu informasi tentang ingredients produk baru sebelum membeli.
Ini adalah kesalahan yang bisa jadi fatal jika dilakukan terutama bagi para pemilik kulit sensitif. Poin ini pun biasanya berkaitan erat dengan poin nomor 1. Sering hanya karena ikut-ikutan, kita nggak sadar apa yang kita beli. Misalnya, kita membeli sebuah toner. Sewaktu dicoba kulit kita malah terasa gatal, panas, perih, bahkan mengelupas. Ternyata, setelah diselidiki ingredients nya mengandung alkohol yang kulit kita alergi.
Memang, tidak semua alkohol dalam skincare itu buruk. Tetapi, ada beberapa jenis kulit yang sangat sensitif maupun kulit yang skin barrier nya sedang terganggu. Sehingga, tidak dapat menoleransi penggunaan alkohol jenis apapun. Sayang banget, kan sudah terlanjur dibeli malah tidak bisa dipakai lagi hanya karena tidak teliti menelusuri ingredients nya. Inilah alasannya, tiap ada yang tanya rekomendasi skincare, pasti gue jawab dengan kasih rekomendasi ingredients nya dulu. Produk itu cocok-cocokkan. Tetapi, kalau kita paham ingredients nya yang kita butuhkan apa, setidaknya kita bisa punya ekspektasi yang lebih terukur terhadap produk tersebut. Jangan sampai, kita maunya mencerahkan kulit tetapi malah jadi kesal merasa tidak ada perubahan sama sekali. Ternyata setelah ditelusuri, memang tidak mengandung ingredients yang bersifat mencerahkan. Waduuuh!
5. Tidak memiliki basic skincare yang kuat sebelum membeli produk berbahan aktif.
"Duh bosen deh, diingetin basic skincare terus! Kapan glow up nya, nih?"
Weits! Jangan salah teman-teman. Produk basic skincare itu pengaruhnya besar banget, loh untuk kesehatan kulit teman-teman. Basic skincare yang kuat dan mendukung kekuatan skin barrier kita, dapat membantu kulit kita untuk tidak rentan terhadap masalah kulit. Kulit yang sehat, akan glow up dengan sendirinya seiring dengan berjalannya waktu apabila didukung dengan kesabaran dan konsistensi juga tentunya hehehe.
By the way, kalian pernah bertanya-tanya, nggak sih? "Beauty Content Creator dikirimin produk beda-beda, gonta-ganti skincare terus. Memangnya kulitnya nggak kenapa-kenapa, gitu?"
Nah, di sinilah peran basic skincare mendukung kulit para Beauty Content Creator (BCC). Setiap pekerjaan pasti ada risikonya tersendiri. Begitu juga dengan rekan-rekan BCC. Untuk itulah penting bagi mereka untuk memantapkan basic skincare serta mengenali kandungan yang cocok dan tidak cocok di kulit mereka.
***
Sekian untuk postingan kali ini. Kira-kira produk apa yang sedang ingin kalian coba di tahun 2021 ini? Ditunggu racun produk nya, yaa! Hehehe....
No comments:
Holla! Thanks for reading my post. Silakan tinggalkan komentar atau pertanyaan terkait konten. Komen spam, annonymous, maupun berisi link hidup akan dihapus. Centang "Notify Me" agar kalian tahu kalau komennya sudah dibalas, yaa!