I Got Vaccinated (PART 1) - Cerita Pengalaman dan Kronologi Vaksin Massal Covid-19 Dosis Pertama | Bintang Mahayana
Holla!
Apa kabar semuanya? Terima kasih sudah mampir ke blog ini, yaa. Kali ini gue mau cerita pengalaman Vaksinasi Covid-19 secara massal. Selain itu, akan gue jelasin tentang apa yang harus dipersiapkan sebelum vaksin. Termasuk kriteria orang yang tidak boleh menerima vaksin. Supaya kita sama-sama paham dan datang dengan penuh persiapan. Jadi, proses vaksinasinya bisa lebih lancar, efektif, dan efisien.
Just keep on reading!
Mengapa Harus Vaksin?
Di sosial media, mulai banyak teman-teman yang mengeluh di WhatsApp Group Keluarga ada beberapa anggota yang masih takut divaksin. Entah mungkin mendengar atau membaca berita hoax yang disebarkan oleh pihak tidak bertanggung jawab atau bagaimana. Tetapi, ini memang sudah jadi rahasia umum bahwa masyarakat Indonesia masih banyak yang termakan isu konspirasi soal Vaksin Covid-19. Jangankan vaksin, mungkin sama virusnya sendiri pun masih banyak yang belum percaya.
Selesai vaksin tadi saja, sempat overheard perbincangan ibu-ibu yang duduk di seberang lagi ngobrol sama Mama, bilang begini:
"Saya, tuh sudah lama mau ikutan vaksin. Tetapi orang-orang nakut-nakutin. Katanya divaksin juga masih bisa kena. Jadi, apa gunanya divaksin? Terus dibilang kalau vaksin itu kita diracunin virusnya."
Gue seketika langsung jleb gitu dengarnya. Padahal gue bukan nakes, yaa. Meskipun alhamdulillah, Ibu tersebut tetap vaksin di hari gue vaksin juga. Terus, gue nggak bisa tinggal diam, dong? Gue nyamber aja:
"Bu, vaksin nggak vaksin memang tetap ada peluang terkena Covid-19. Tetapi, insyaallah tidak akan separah kalau kita tidak divaksin. Ada, loh lansia komorbid. Setelah vaksin malah jadi OTG. Berarti vaksinnya bekerja."
Disambut Ibu tersebut manggut-manggut sambil mendengarkan. Ibu-ibu yang lain juga ikut mendengarkan. Harapan gue, biar informasi tersebut disebarluaskan agar lebih banyak lagi orang yang mau divaksin.
Jadi, sebenarnya vaksin itu ya baik covid-19 atau vaksin jenis lainnya prinsipnya sama. Kita disuntikkan virus yang sudah dijinakkan. Tujuannya agar antibodi kita itu mengenal virus tersebut. Jadi, semisal (naudzubillah) kita masih terinfeksi Covid-19, setelah divaksin maka antibodi kita sudah mampu mengenali virus tersebut. Sehingga, respon untuk melawan virus tersebut bisa lebih cepat tanggap dan akhirnya bisa dilawan. Kalaupun tidak 100%, setidaknya gejala yang ditimbulkan tidak meliputi gejala berat seperti sesak napas dan lain sebagainya. Bahkan sangat mungkin tidak bergejala.
Lagipula, vaksin umum Sinovac (CoronaVac Covid-19) di Indonesia sudah tersertifikasi oleh BPOM, LPPOM MUI, dan bahkan oleh WHO. Untuk vaksin yang gue gunakan adalah CoronaVac Covid-19 Batch ID 24003021.
Hal-Hal yang Harus Dipersiapkan Sebelum Menerima Vaksinasi Covid-19
Sebelum menerima vaksinasi, ada baiknya kita mempersiapkan beberapa poin di bawah ini agar proses vaksinasi lebih efektif dan efisien:
1. KTP/ KK Asli. Bagi WNI usia 17 tahun ke atas lebih baik pakai KTP saja agar lebih cepat dan tidak ribet prosesnya. Ini diperlukan untuk isi formulir dan verifikasi data oleh petugas.
2. Alat tulis (bolpoin) untuk mengisi formulir. Lebih baik bawa sendiri agar lebih cepat dan meminimalisasi potensi penularan jika digunakan secara bergantian dengan orang lain.
3. Masker usahakan double, bagian dalam gunakan masker medis. Sedangkan bagian luar gunakan masker kain.
4. Sarapan. Wajib banget karena bisa saja saat mengantre kita kelelahan. Jangan lupa bawa tumblr air minum. Bawa snack ringan seperti roti juga bagus agar tekanan darah kita tidak rendah.
5. Jika memungkinkan, sebaiknya periksakan kesehatan di RS/ klinik terlebih dahulu untuk mengetahui riwayat penyakit dan kesehatan. Terutama bagi mereka yang ada kontak dengan suspek/ konfirmasi agar dapat melakukan PCR Test terlebih dahulu. Karena, jika positif, kita tidak boleh menerima vaksin hingga H+ 3 bulan sembuh.
6. Istirahat yang cukup. Hindari begadang di malam sebelum vaksin agar tekanan darah esok hari lebih stabil. Selain itu, kita jadi bisa bangun pagi untuk datang lebih awal. Usahakan spare maksimal 2 jam sebelum jadwal vaksinasi agar tidak kehabisan Tiket Antrian.
Syarat-Syarat Calon Peserta Vaksin, Siapa Saja yang Tidak Boleh Divaksin?
Gue pribadi ikut Vaksinasi Massal Covid-19 di Puskesmas. Sebelum masuk ke ruangan vaksinasi, seluruh peserta pasti akan diberikan formulir data diri yang harus diisi. Ada beberapa pertanyaan yang harus dijawab. Jika jawabannya, "Ya" bisa jadi tidak boleh divaksin atau harus ditunda dan perlu rujukan dokter.
Ada pula kondisi yang menyebabkan seseorang harus divaksin di RS, bukan di Puskesmas. Tetapi, di Puskesmas sendiri biasanya ada MCU umum seperti pengecekkan suhu badan dan tekanan darah. Jika ingin mengetahui riwayat kesehatan lengkap bisa menjalani proses Medical Check Up (MCU) di Rumah Sakit atau klinik yang melayani MCU seperti Prodia dan lain sebagainya.
Kriteria orang yang tidak boleh menerima Vaksinasi Covid-19 di Puskesmas (dikutip dari berbagai sumber 2021):
1. Anak di bawah usia 12 tahun. Beberapa tempat ada yang bahkan mewajibkan usia di atas 18 tahun. Biasanya anak usia 12-18 tahun divaksinasi di RS. Menurut info petugas Puskesmas tadi, ada obat khusus yang diberikan bagi usia tersebut. Biasanya ketersediaan di Puskesmas cenderung terbatas.
2. Orang dengan tekanan darah tinggi di atas 180mmHg. Harus diberi obat dan istirahat terlebih dahulu.
3. Ibu hamil tidak boleh disuntik vaksin. Sedangkan ibu menyusui wajib vaksinasi di RS.
4. Orang yang memiliki riwayat sesak napas, bengkak, dan reaksi alergi berat dan kemerahan pasca Vaksin Covid-19 (untuk vaksin ke-2).
5. Penyitas Covid-19 kurang dari 3 bulan. Bisa vaksin jika sudah sembuh 3 bulan.
6. Orang dengan riwayat pengentalan darah yang sedang menjalankan terapi aktif.
7. Orang dengan riwayat penyakit autoimun seperti SLE, lupus, sjorgen, vaskulitis, dan autoimun lainnya.
8. Penderita kanker yang memiliki riwayat kemoterapi.
9. Mengalami gejala ISPA (infeksi saluran pernapasan akut), seperti batuk, pilek, sesak napas dalam kurun waktu 7 hari terakhir.
10. Pengidap penyakit jantung seperti gagal jantung dan jantung koroner.
11. Pengidap penyakit rematik autoimun atau rheumatoid arthritis.
12. Pengidap penyakit HIV.
13. Pengidap penyakit diabetes melitus.
14. Pengidap penyakit ginjal seperti gagal ginjal, sedang menjalani terapi hemodialisis atau dialisis peritoneal, transplantasi ginjal, sindrom nefrotik dengan kortikosteroid.
15. Pengidap penyakit saluran pencernaan kronis.
16. Pengidap penyakit hipertiroid atau hipotiroid karena autoimun.
17. Orang yang tinggal serumah dengan orang atau anggota keluarga yang kontak erat, suspek, konfirmasi, atau sedang dalam perawatan akibat penyakit Covid-19. Sebaiknya tes PCR terlebih dahulu.
Kronologi Vaksinasi Massal dari Pendaftaran Hingga Sertifikat Vaksinasi Covid-19 Terbit
Saat ini, setidaknya di kota domisili gue mulai banyak orang yang sadar vaksin. Apalagi gue ikutan vaksin massal untuk umum. Perkiraan pasti ramai bahkan hanya untuk ambil nomor antrian. Benar saja, gue berangkat setengah 6 pagi, sampai 15 menit kemudian sudah ramai. Gue sendiri urutan ke-69. Berikut kronologinya:
□ 05.30 Berangkat dari rumah.
□ 05.45 Sampai di Puskesmas. Langit masih gelap. Nggak lama kemudian mulai terang. Puskesmas masih tutup.
Antrean Vaksinasi Massal Covid-19 di Puskesmas (Source: Personal Doc.)
□06.30 Mulai dibuka, dapat nomor urut 69, duduk menunggu dibagikan formulir yang harus diisi.
Formulir Vaksinasi Massal Covid-19 di Puskesmas (Source: Personal Doc.)
□06.43 Nomor Antrian sudah habis (kuota 120).
□06.51 Diumumkan antrian 1-60 maks jam 7-8 udah siaga, di atas 60 maks jam 9-10 udah siaga. Tetapi gue tetap di tempat.
□ 07.02 No. Urut 1 mulai dipanggil ke Meja Pre-Registrasi untuk verifikasi data (Info di IG mulai vaksin 07.30, maju 30 menit).
Meja Pre-Registrasi Vaksinasi Massal Covid-19 di Puskesmas (Source: Personal Doc.)
□07.12 Antrian sampai no.10 dipanggil.
Menurut info petugas, data akan diverifikasi dulu ke Menkes untuk dapat sertifikat vaksinasi. Baru bisa diproses untuk suntik Vaksinasi Covid-19.
□07.28 Antrian sampai no.30 dipanggil (Banyak yg dilewat karena pulang).
□ 07.38 Antrian sampai no.40 dipanggil.
□ 07.43 Antrian sampai no.50 dipanggil.
□07.50 Antrian sampai no.60 dipanggil
Boleh masuk ruangan tunggu sambil menunggu giliran jika kapasitas memungkinkan. Waktu ini gue manfaatkan buat pesan Go-Food yang mudah dimakan buat sarapan (breakfast burger McD). Soalnya di rumah cuma sempat minum air putih dan bikin roti mentega + meises.
□07.55 Verifikasi data no. 69, data terverifikasi, ke ruang tunggu vaksinasi
Ruang Tunggu Vaksinasi Massal Covid-19 di Puskesmas (Source: Personal Doc.)
□09.40 Berkas formulir yang sudah diisi diminta oleh petugas sebelum masuk ruangan.
□ 09.55 Masuk ruang vaksinasi.
- Meja 1: Cek tensi darah. Normal lanjut, tinggi diberi obat dan harus istirahat terlebih dahulu.
- Meja 2: Menyerahkan data formulir yang sudah diisi nilai suhu tubuh dan tekanan darah (diisi petugas) dan Kartu Vaksin ke Dokter yang bertugas untuk diperiksa atau verifikasi lanjutan.
- Meja 3: Proses vaksinasi di lengan sebelah kiri. Usahakan menggunakan baju yang mudah diangkat lengannya. Bisa pakai baju lengan lebar atau baju lengan pendek lapis jaket. Supaya mempermudah petugas. Fyi, nggak sakit sama sekali! Jauh lebih sakit Vaksin Meningitis. Oh ya, mungkin tidak semua tempat mengizinkan atau memungkinkan untuk ambil dokumentasi seperti di bawah ini, yaa. Gue sempatkan untuk keperluan edukasi. Alhamdulillah diizinkan.
Proses Vaksinasi Massal Covid-19 di Puskesmas (Source: Personal Doc.)
- Meja 4: Selesai disuntik Vaksin Covid-19, data formulir diserahkan ke petugas sedangkan Kartu Vaksin dibawa pulang.
Kartu Vaksinasi Covid-19 yang Boleh Dibawa Pulang. (Source: Personal Doc.)
□10.00 Selesai mendapat vaksin, masuk ruang tunggu pasca vaksinasi untuk dipantau reaksi tubuh.
□ 11.00 Gue baru cek setelah sampai di rumah setelah mampir apotek dulu. Langsung log in ke website pedulilindungi.id dengan memasukkan NIK (Nomor Induk Kependudukkan/ Nomor KTP) dan Nomor HP aktif. Biasanya bisa via App. Tetapi belakangan lagi eror terus. Jadi gue akses langsung dari mobile browser. Berikut contohnya:
Mengunduh Sertifikat Vaksin Covid-19 di Peduli Lindungi ID (Source: Personal Doc. via pedulilindungi.id)
Reaksi pasca Vaksin CoronaVac Covid-19 (Sinovac):
Gue cuma nyeri-nyeri sedikit. H+ 2 jam cuma kerasa agak pegal sedikit di lengan kiri sampai pundak dan agak laper hehe. Tetapi, Papa reaksinya sampai rumah langsung ngantuk. Sedangkan gue biasa saja.
Untuk Vaksinasi Covid-19 dosis ke-2 gue dijadwalkan pada tanggal 4 Agustus 2021 di tempat yang sama dan dengan jenis vaksin yang sama pula.
Nah, kurang lebih begitu pengalaman Vaksin Covid-19 dosis pertama. Nanti gue akan lanjutkan di Part 2 untuk cerita pengalaman tentang kondisi selama masa tunggu dari dosis pertama ke dosis kedua serta kondisi pasca vaksin dosis kedua, yaa. Yuk, jangan tunda lagi vaksinnya! Sama-sama kita menuju Indonesia sehat dan bisa menyusul negara-negara lainnya yang sudah kembali normal. Aamiin.
- Bintang Mahayana ©️ 2021
Sebagai yang udah divaksin 2 kali beberapa bulan sebelum kena covid, ku rasa bener sih tang, efeknya jadi ga terlalu parah, hanya di 3-4 hari pertama setelah tested positif, setelahnya udah tinggal gejala-gejala ringan aja. It's a nice article anyway!
ReplyDeleteOwiii thanks for dropping by. Baru baca artikel lo juga yg terbaru. Gila sih gue mo nangis bacanya. Takut juga. Padahal udh fully vaccinated sedangkan gue 2nd dose baru next month😠Take care always yaa Wi! Cepet ketemu lagi kita setelah sikon sudah jauh lebih baik. Hopefully!
Delete