5 Kesalahan Beauty Blogging dan Tips Mengkurasi Beauty Brand sebagai Partner Kolaborasi
Hola!
Di postingan kali ini gue mau cerita pengalaman pribadi setelah kurang lebih 3 tahun bersama laman blog ini, khususnya tentang proyek kerja sama dengan brand. Tentunya gue sudah menjalin kerja sama dengan beberapa brand baik local brand maupun multinational brand, khususnya di beauty industry. Beberapa kali sempat ditanya juga sama teman-teman blogger buat sharing tips soal kerja sama di dunia konten. Memang, gue bukan expert, jadi yang gue share di sini berdasarkan pengalaman dan beberapa buku yang gue baca.Yuk, sama-sama menjadikan komunitas blogging khususnya niche beauty di Indonesia lebih baik lagi. Sekalian, mungkin juga ada teman-teman PR/Marketing yang mampir, bisa jadi bahan masukan yang bermanfaat juga, yaa. Keep on reading!
Perkembangan Dunia Marketing Konten
Dengan semakin berkembangnya dunia digital marketing saat ini di tengah era disrupsi digital siapapun bisa menjadi kreator konten. Blog yang semula nyaris ditinggalkan dengan semakin maraknya konten YouTube dan social media platform seperti Instagram dan juga TikTok. Namun, setidaknya sejak tahun 2017, telah dimulai era renaisans dunia blogging.
Permintaan dari berbagai brand terhadap produksi konten berupa tulisan eduksi dan kreatif atau content writing sebagai aset marketing jangka panjang bagi brand di halaman pencarian Google atau Search Engine Page Result (SERP). Sehingga, permintaan brand terhadap industri ini pun meningkat pesat . Terutama selama pandemi di mana rata-rata screen time individu meningkat dibanding masa sebelum pandemi karena lebih banyak aktivitas di dalam rumah dan transformasi offline to online.
Namun, brand yang muncul di blog ini adalah hasil kurasi. Jadi tidak semua produk yang gue pernah coba bakal tayang di sini. Makanya, semua yang gue review selalu ada kelebihan yang gue suka. Kalaupun ada kekurangan, hanya minor problems yang masih sangat mungkin diadakan improvements. Nah, gue mau berbagi tips bagi teman-teman yang mungkin baru terjun ke dunia blog digital marketing sebagai influencer maupun product and service reviewer. Apa saja sih, kesalahan-kesalahan yang umum dilakukan dan perlu dihindari oleh seorang beauty blogger?
5 Kesalahan Beauty Blogging dalam Marketing Konten
Siapa di sini yang baru mulai blogging terus sudah dapat tawaran kerja sama dari brand? Duh, pasti senang banget, dong! Gue juga dulu excited banget waktu pertama kali dikontak untuk proyek kerja sama. Gue yang awalnya blogging hanya untuk hobi, tidak pernah berpikir akan benar-benar memonetisasi laman ini selain mendaftarkannya pada Google Adsense. Sekalipun sejak awal sudah menggunakan Top Level Domain (TLD). Tetapi, hobi gue me-review produk berujung membuahkan rezeki yang tak disangka-sangka. Apalagi saat ini, industri skincare di Indonesia mulai berkembang cukup pesat.
Setidaknya sejak tahun 2017. Di mana industri kecantikan naik sekitar 4% dan banyak menyumbang pada peningkatan perekonomian nasional. Di masa pandemi sekalipun, industri kecantikan yang terintegrasi dengan industri e-commerce merupakan salah satu sektor yang memiliki resiliensi di tengah tekanan ekonomi. Jumlah Bloggers pun semakin bertambah. Di beauty forum maupun DM Instagram gue sering ada diskusi dengan mereka yang mulai tertarik blogging.
Baca Juga: E-commerce Beauty Trend Hingga 2025: Dari 'Natural Products' Hingga 'Personalized Skincare for Men'
Tetapi, sebelum memulai menyelami dunia blogging, ada baiknya kita pelajari dulu tentang bagaimana cara kerja blog. Terutama yang dimonetisasi dalam niche beauty. Berdasarkan beberapa kesalahan umum yang kerap ditemui di dunia beauty blogging supaya kedepannya kita tidak salah langkah. Berikut adalah 5 kesalahan Beauty Blogging dalam Marketing Konten yang beberapa di antaranya gue sendiri pun pernah lakukan. Jadi, semoga bisa jadi bahan pembelajaran bagi kita semua yaa, teman-teman :)
1. Tidak Mengkurasi Brand yang Berhak Tayang di Blog
Namun, di tengah ketatnya persaingan antar monetized blog, terkadang seorang Beauty Blogger tidak menyadari beberapa kesalahan yang dapat memengaruhi personal branding-nya. Salah satunya adalah bekerja sama dengan semua brand. Dalam bukunya yang berjudul "Crushing It!", Gary Vayneerchuck atau akrab disapa Garyvee seorang raja bisnis digital, YouTube Content Creator, dan salah satu digital influencer terbesar dunia mengatakan:
"Most influencer's mistake is to work with all brands."
Maksudnya bagaimana? Jadi, sebagai Beauty Blogger kita tentunya harus membangun Personal Branding yang mampu menjadi faktor pembeda antara kita dengan Beauty Bloggers lainnya. Termasuk soal ambience brand yang kita tampilkan dalam konten. Seorang Beauty Blogger yang profesional sudah sepantasnya hanya ingin mendedikasikan waktu dan tenaganya untuk menjadi Copy Writer bagi brand yang memiliki dedikasi juga. Tidak mungkin, dong kalian mau bekerja sama dengan brand yang mekanisme kerja samanya tidak profesional, produknya tidak terjamin kandungannya, dan tidak memberikan reward yang "pantas" atas hasil kerja keras kalian. Sedari awal Blog ini berdiri, gue tidak pernah sekalipun menerima tawaran Barter Review.
2. Rela Tidak Dibayar Hanya Demi Portfolio
Mungkin poin ini akan menuai pro dan kontra di beberapa orang. Tetapi, gue tegaskan sekali lagi bahwa gue tidak pernah hanya dibayar produk tanpa fee untuk kerja sama Blog review yang membutuhkan proofreading dari brand yang bersangkutan. Artinya, artikel yang kalian tulis harus melewati proses editorial dengan tim marketing yang bersangkutan. Tujuannya, untuk memastikan apakah artikel yang akan ditayangkan sudah sesuai dengan brief atau terms and condition kerja sama.
Beda cerita kalau memang gift tanpa adanya kewajiban untuk membuat Blog Post. It would be my sincere desire to spread out the words simply because I eventually love the product. Kalaupun gue nggak review juga tidak ada kelalaian terhadap kewajiban apapun. Kalian suka produknya, kalian review. Makanya, kalau gue sendiri artikel blog terkait review, sifatnya adalah curated review (review pilihan/ terkurasi). Hanya yang direkomendasikan yang boleh tayang. Sekalipun tetap ada hal-hal minor yang mungkin kurang disukai dari produknya.
Sadar nggak, sih? Kalau kalian pasrah hanya dibayar produk terus-menerus, kalian akan semakin tertinggal jauh dibanding Bloggers lainnya yang sudah selangkah lebih maju dengan berani mengajukan negosiasi? Kita membangun laman ini tidak gratis. Apalagi kalau Blog kalian sudah TLD. Tentunya kalian harus bayar per tahun untuk perpanjangan domain. Tenaga, usaha, dan kreativitas kalian juga patut dihargai lebih dari sekadar produk dan ucapan terima kasih saja.
Oh ya, isu ini tidak hanya lekat di komunitas Beauty Blogger saja, loh ternyata! Gue pernah terbaca juga salah satu cuitan seorang Book Blogger yang juga ditawari book barter review tanpa fee dan Blogger tersebut sependapat dengan apa yang gue tulis di sini. Padahal baca buku saja butuh waktu yang nggak sebentar tergantung genre dan tebal halamannya. Begitupun dengan beauty products yang perlu waktu untuk mendapatkan kesimpulan pengalaman. Sehingga bisa dibuat ulasan di Blog.
3. Tidak Menyediakan Widget Blog yang Lengkap dan atau Menggunakan Font yang Tidak Profesional
Widget atau anggaplah atribut kelengkapan blog kita haruslah memudahkan pengunjung untuk memperoleh berbagai informasi esensial tentang laman kita. Ibaratnya, Blog Widget adalah navigasi bagi pengunjung di laman blog. Sehingga, jelas struktur membaca, mencari, dan memperoleh informasi. Baik yang dicari secara intensional maupun tidak.
Professional Blogger tidak hanya diukur dari kemampuan menulisnya saja. Namun, juga dari kemampuannya mengatur UI/UX Blog yang baik. Apakah Blog ini UI/UX nya sudah baik? Tentu saja belum sepenuhnya karena masih perlu banyak perbaikan. Apalagi background gue bukan IT. Jadi, untuk otak-atik kode HTML (Hyper Text Markup Language) dan CSS (Cascading Style Sheets) merupakan hasil otodidak. Tetapi, setidaknya Blog ini telah memuat beberapa hal berikut ini.
a. Landing Page
Merupakan halaman awal yang akan ditemui oleh pengunjung blog saat pertama kali masuk ke dalam website atau blog. Bisa ditambahkan email newsletter form. Sejujurnya widget satu ini juga lagi dalam perbaikan di Blog ini. Soalnya provider mailing list sudah menghentikan layanan tersebut di platform Blogger. Tetapi, buat kalian pengguna Wordpress, bisa coba pakai Mailchimp, yaa.
b. Breadcrumbs
Merupakan dropdown menu yang dilabeli dengan kategori terkait artikel yang ditulis. Mampu memudahkan pengunjung mencari artikel berdasarkan topik tertentu.
c. About Me (Profile)
Berisi nama, foto, dan deskripsi diri secara singkat. Bagian ini mampu mengindikasi bahwa penulis bukan anonim. Biasanya beberapa brand akan lebih tertarik untuk bekerja sama dengan "orang asli".
d. Blogger Contact Form
Bagian ini adalah widget penting yang tidak boleh dilewatkan. Sebagai jembatan komunikasi secara privat antara blogger dengan pengunjung (pembaca) maupun brand yang ingin melakukan penawaran kerja sama.
e. Archive
Selain untuk navigasi histori penulisan, archive blog ini juga bisa dijadikan indikator tentang seberapa aktif Blogger menulis di blog. Semakin aktif atau semakin banyak artikel yang ditulis, akan semakin menarik di mata pengunjung maupun brand.
f. Popular Posts
Bagian ini bisa juga dijadikan sebagai Trending Topic section di laman blog kalian. Supaya pengunjung tahu gambaran singkat tentang tulisan atau topik seperti apa, sih yang merepresentasikan blog branding kalian? Artikel-artikel yang menyumbang pageviews terbanyak dalam kurun waktu tertentu biasanya akan tayang di sini. Selain itu, bagian ini juga sangat mungkin menahan pengunjung untuk lebih lama di dalam laman blog kalian.
g. Total Pageviews
Memang tidak akan sedetail Google Analytics. Namun, jumlah total pengunjung yang ada pada display blog juga mengindikasikan performa blog kalian. Blogger yang sudah lebih dulu terjun ke dunia penulisan blog, tentunya akan memiliki total pageviews yang lebih tinggi. Namun, jika dilihat dari Archive ternyata kalian baru beberapa tahun menulis tetapi sudah mengantongi banyak total pageviews, tentunya bisa jadi indikasi baik tentang blog kalian bukan?
4. Terlalu Banyak Niche yang Tidak Berkaitan Satu Sama Lain
Istilahnya mungkin Blogger gado-gado ya lebih akrabnya. Sejujurnya ini akan jadi sangat subjektif karena tergantung pada tujuan awal kalian Blogging. Kalau memang bicara semua hal dan memang setiap artikel yang ditulis berdasarkan in-depth research yang bisa dipertanggungjawabkan, sah-sah saja bukan? Tetapi, hal ini juga bisa jadi bumerang bagi Blogger.
Pertama, karena akan jarang direkomendasikan Google secar organik. Kedua, branding Blog tidak mudah diingat. Memang yaa, saking asiknya nulis terkadang suka tergoda pengen nulis banyak hal. Tetapi, usahakan kalaupun mau bahas hal lain di luar pillar content, niche-nya masih berdekatan. Misalnya, kalian punya blog dengan niche beauty, daripada cuma diisi review produk semua, kenapa nggak coba bahas soal kesehatan kulit, masalah lingkungan yang ditimbulkan oleh beauty industry dan masih banyak lagi.
5. Melakukan Plagiarisme
Ini fatal banget sih, jujur. Gue pun salah satu korban yang ngalamin struktur artikel dan beberapa kalimat di Blog ini cuma dipindahin alias copy-paste. Sedih, sih jujur. Mungkin kalian pernah dengar idiom "Immitate then innovate"? Padahal konsep imitasi di sini bukan berarti menjiplak. Tetapi "Amati, Tiru, Modifikasi" (ATM).
Hal seperti ini kalau terus dilakukan hanya akan jadi backfire buat kalian sendiri. Google itu nggak bodoh teman-teman. Kalian copas dari Blog kalian sendiri pun akan dapat penalti. Apa itu? Artikel kalian tidak akan tayang di SERP alias hidden. Bahkan jika copas tersebut dilakukan dari dan ke blog kalian sendiri. Apalagi kalau sumbernya dari luar? Terus, yang dicopas juga punya skor Domain Authority (DA) yang lebih tinggi. Waduh! Intinya, menulislah dengan menjadi diri kalian sendiri. Tetapi tetap improve. Daripada ribet ngurusin template tulisan orang, coba fokus riset keyword, cara mengangkat topik ke dalam tulisan supaya menarik, perdalam skill fotografi untuk media pendukung blog, dan masih banyak lagi.
Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan Saat Mengkurasi Beauty Brand yang Layak Tayang di Blog
Pada poin kesalahan umum beauty blogger yang pertama, gue mengutip pernyataan Garyvee soal kesalahan yang hampir dilakukan sebagian besar influencer adalah bersedia bekerja sama dengan nyaris semua brand. Maksudnya adalah brand yang tidak dikurasi. Padahal imej brand yang kita review juga dapat berpengaruh terhadap platform branding kita dan bahkan personal branding kita secara tidak langsung. Berikut beberapa poin penting dari beauty brand yang perlu diperhatikan sebagai pertimbangan kurasi untuk keperluan kerja sama:
1. Imej Brand terkait Strategi Marketing
Hal ini paling sering alfa dari perhatian para Beauty Blogger. Terkadang memang ada hal-hal di luar kendali kita. Kerap kali, muncul sentimen negatif terkait brand di media sosial. Namun, di saat bersamaan kita juga sedang ada running project. Sebenarnya, tidak melulu apa yang ramai di media sosial itu adalah fakta. Jadi, sebaiknya kita menelusurinya. Bukan mengabaikannya.
Jika ternyata sentimen tersebut terbukti tidak benar, sebagai blogger kita justru dapat berperan serta mengembalikan citra brand tersebut. Dari sisi brand, hal ini lah yang sebaiknya juga tidak diabaikan tentang seberapa besar pengaruh dan peran bloggers terkait branding and marketing suatu brand melalui influence yang disebarkan melalui tulisan-tulisannya.
2. Mekanisme KOL Marketing
Mekanisme KOL Marketing ini berkaitan dengan brief review. Misalnya, brand meminta kalian untuk menggunakan tone review tertentu. Kebanyakan memang akan meminta untuk soft selling. Namun, tak jarang tetap menyisipkan hard selling. Perlu hati-hati jangan sampai brief ini malah membuat kalian terdengar seperti bukan diri kalian sendiri. Brand yang baik dan profesional akan mengedepankan authenticity dari para KOL untuk tetap menjadi diri mereka sendiri secara jujur dengan tanpa menjatuhkan brand tersebut.
3. Proses Negosiasi
Seringkali ada tim marketing brand yang terkesan tarik ulur. Sudah diskusi panjang lebar, tetapi akhirnya menghilang juga. Serius deh, awal-awal blogging, tuh sedih banget kalo di-ghosting brand hahaha. Coba kalian perhatikan, deh brands yang sedari awal menghubungi kalian tata bahasanya sudah membingungkan, tidak jelas, atau tidak to the point sebaiknya masuk dalam daftar less prioritized.
Brand dengan tim marketing yang baik akan tahu cara approach beauty bloggers untuk menawarkan kerja sama, yaitu dengan menjelaskan hal-hal berikut:
1). Sapaan dengan memperkenalkan nama dan posisi/jabatan mewakili brand apa.
2). Dari mana menemukan kontak kita dan alasan menghubungi.
3). Deskripsi singkat mengenai profil brand.
4). Deskripsi singkat tentang penawaran kerja sama (platform penayangan, produk atau jasa yang ditawarkan, tujuan campaign).
5). Bagaimana bloggers harus merespon penawaran tersebut (membalas DM/ email/ WhatsApp).
6). Penutup dan ucapan terima kasih.
4. Product Branding
Tidak hanya reputasi brand, tetapi bagaimana produk dipasarkan juga penting. Apakah produk yang akan tayang di Blog kalian juga memiliki value yang sama dengan kalian sebagai Blogger? Misalnya, kalian punya value bahwa produk yang tayang ramah lingkungan. Tetapi, ternyata ada produk yang kalian review justru sebaliknya. Misalnya, menggunakan bahan-bahan yang membutuhkan waktu lama untuk didaur ulang atau kemasan sekali pakai. Tentu akan kontrakdiktif bukan dengan value yang kalian branding untuk Blog kalian?
5. Riset Testimoni Pengalaman Kerja Sama Blogger Lain
Jujur, gue lumayan sering kok diskusi sama Blogger lain. Apalagi yang satu project. Misalnya dia udah pernah review duluan. Sebelum terima offering, kadang gue nanya dulu nih, testimoni dia gimana. Apakah saat project berjalan brand yang bersangkutan ini cukup "rewel"? Hahaha.
Soalnya terkadang ada ternyata yang offer tanpa MoU. Tiba-tiba mintanya jadi banyak banget. Ini salah satu faktor penting yang tidak boleh dilewatkan oleh Blogger juga. Selalu pastikan brand kasih Memorandum of Understanding (MoU). Jadi, kalau pihak brand menyalahi aturan kerja sama, ada bargaining power yang kalian punya. Pun sebaliknya MoU juga melindungi hak brand sebagai pemberi project agar penerima project atau Blogger pun bertanggung jawab.
***
Itu tadi 5 kesalahan beauty blogging. Semoga bisa jadi bahan pembelajaran bagi kita semua. Boleh dong share pengalaman kalian juga sebagai Beauty Blogger maupun Blogger dari niche lain yang pernah kalian lakukan atau menurut kalian patut dihindari?
Terima kasih sudah selalu setia membaca Blog ini. Bagi yang baru pertama kali mampir, semoga kalian tertarik buat kepoin artikel lainnya juga, yaa. Semoga bermanfaat dan sampai ketemu di artikel berikutnya!
Bintang Mahayana ©️ 2022
No comments:
Holla! Thanks for reading my post. Silakan tinggalkan komentar atau pertanyaan terkait konten. Komen spam, annonymous, maupun berisi link hidup akan dihapus. Centang "Notify Me" agar kalian tahu kalau komennya sudah dibalas, yaa!